KAIDAH PENANDAAN DALAM WANGSALAN TEMBANG

Authors

  • Darmoko Darmoko Universitas Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.32585/kawruh.v2i1.650

Abstract

Wangsalan merupakan konstruksi bahasa Jawa  yang mengandung unsur teka-teki dan jawabannya (tebakannya) secara tersembunyi di dalam konstruksi bahasa tersebut. Ekspresi wangsalan dapat dipandang sebagai upaya penempaan orang Jawa dalam memahami relasi kehidupan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Upaya untuk memahami relasi kehidupan sebagai pencerdasan manusia Jawa untuk senantiasa mencari eksistensi dari kehidupan itu sendiri. Bentuk wangsalan bermetrum Pangkur di dalam Serat Rerepen karya KGPAA Mangkunagara IV di Surakarta sebagai data kajian. Persoalan yang muncul bagaimana orang Jawa melatih kecerdasan berfikir melalui wangsalan dalam bentuk tembang sehingga mendapatkan pemaknaan yang utuh dan padu. Pendekatan objektif dari Abram, metode deskriptif kualitatif dari Creswell, konsep etika dari Franz Magnis Suseno, dan Teori tentang tanda dari Chrales Sanders Pierce dipergunakan untuk menjawab persoalan penandaan konstruksi wangsalan tembang ini. Hasil kajian ini mengasumsikan bahwa wangsalan sebagai produk bahasa dan kebudayaan Jawa mengandung strategi pendidikan dan pemelajaran agar masyarakat menjadi cerdas dalam memaknai tanda-tanda simbolik yang terdapat di dalamnya.

 

Kata-kata Kunci: kaidah, tanda, wangsalan, bahasa, Jawa.

Author Biography

Darmoko Darmoko, Universitas Indonesia

Darmoko lahir di Klaten, 25 Oktober 1961. Ia merupakan dosen tetap Pegawai Negeri Sipil pada Program Studi Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Ia lulus Sarjana Sastra dari Program Studi Sastra Daerah untuk Sastra Jawa, Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada tahun 1989 dengan judul skripsi “Wahyu dalam Lakon Wayang Kulit Purwa: Tinjauan Intrinsik”, lulus Magister Humaniora dari Program Studi Ilmu Susastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia pada tahun 2003 dengan judul tesis “Peran dan Sifat Tokoh Kresna dalam Karya Sastra Jawa: Sebuah Tinjauan Budaya”, dan lulus doktor dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia pada 15 Mei 2017, dengan judul disertasi “Wayang Kulit Purwa Lakon Semar Mbabar Jatidiri: Sanggit dan Wacana Kekuasaan Soeharto”

References

Abdullah Ciptoprawiro. (1986). Filsafat Jawa. Jakarta: Balai Puataka.

Creswell, J. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. (Achmad Fawaid, Penerjemah). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

D. Edi Subroto. (2000). Kajian Wangsalan dalam Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Jong, de. (1976). Salah Satu Sikap Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Penerbitan Yayasan Kanisius.

Mulder, Niels. (1984). Kebatinan dan Hidup Sehari-Hari Orang Jawa: Kelangsungan dan Perubahan Kulturil. Jakarta: Gramedia.

Nӧth, winfried. (2008). Handbook of Semiotic. Bloomington and Indianapolis: Indiana University Press

Purwadi. (2018). Wangsalan Waranggana Wayang dalam Kajian Sastra Karawitan. Imaji Vol.16 No.2 Oktober 2018. Hal. 184-190.

Soemantri, G. R. (2005). Memahami Metode Kualitatif. Makara Volume 9 no 2, 57-65.

S. Padmosoekotjo. (1960). Ngengrengan Kasusastran Djawa II. Jogjakarta: Hien Hoo Sing

Sukesi Rahayu. (2018). Estetika Wangsalan dalam Lagu Sindhenan Karawitan Jawa. Surakarta: Jurusan Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta.

Suseno, Franz Magnis. (1993). Etika Jawa: Sebuah Analisa Filsafat Tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Teeuw, A. (2013). Sastra dan Ilmu Sastra. Bandung : PT Dunia Pustaka Jaya.

Van Peursen, C.A. (1988). Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisisus.

Website:

https://alangalangkumitir.files.wordpress.com/2011/05/rerepen-karya-k-g-p-a-a-mangkunegara -iv.pdf

Published

2020-04-30

How to Cite

Darmoko, D. (2020). KAIDAH PENANDAAN DALAM WANGSALAN TEMBANG. Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture, 2(1). https://doi.org/10.32585/kawruh.v2i1.650

Issue

Section

Artikel