RELEVANSI DALEM KAWEDANAN BEKONANG SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA BERDASARKAN UU RI NOMOR 11 TAHUN 2010

Authors

  • Ivan Prapanca Wardhana Universitas Sebelas Maret

DOI:

https://doi.org/10.32585/keraton.v1i2.520

Abstract

This article discusses the relevance of Dalem Kawedanan Bekonang both in terms of function and building based on the Law of the Republic of Indonesia Number 11 the Year 2010 About Cultural Heritage and understands the current condition of Dalem Kawedanan Bekonang in terms of building functions and functions. Dalem Kawedanan Bekonang is an important historical place for the development of Sukoharjo Regency, but it is unfortunate that most of the people are future children who do not yet have historical stories in their own environment. To get results that can be trusted and can answer answers that are in line with what is expected in achieving research objectives used historical research by obtaining social. From the description that has been conveyed, we can conclude that: The Dalem Kawedanan Bekonang Building is still relevantly referred to as a Cultural Heritage Building according to the criteria set forth in Law of the Republic of Indonesia Number 11 the Year 2010 Concerning Cultural Heritage.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Gottschalk, Louis. 1983. Mengerti Sejarah Penterjemah Nugroho Notosusanto. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Herlina Lubis, Nina. 2011. Sejarah Kebudayaan Sunda. Bandung: Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat.

Kartodidrjo, Sartono, dkk. 1977. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka.

Kuntowijoyo. 2005. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Pustaka.

Mardiwarsito, L. 1986. Kamus Jawa Kuna (Kawi) – Indonesia. Flores: Nusa Indah.

Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo. 1996. Sukoharjo Sepanjang Jalan Kenangan, Catatn Singkat Hari Lahir dan Memori Selama 50 Tahun Kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo: Bagian Humas Setwilda Tingkat II Sukoharjo.

Petrus Andi Ciptandriyo, Andriyanto. 2019. Dokumentasi Arkeologi di Museum Rumah Arca Kabpaten Sukoharjo. Jurnal Keraton, Edisi 1 Volume 2 Desember Tahun 2019. Halaman 56-63.

Pikiran Rakyat. 2013. Cagar Budaya SarI Petojo Dijadikan Hotel dan Petokoan. http://pikiran-rakyat.com/nasional/2013/04/28/232856/cagar-budaya-sari-petojo-dijadikan-hotel-dan-pertokoan. (diakses tanggal 11 November 2019).

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Republik Indonesia. 2015. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya Beserta Penjelasannya. Yogyakarta: Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta.

Soekiman, Djoko. 2014. Kebudayaan Indis Dari Zaman Kompeni sampai Revolusi. Depok: Komunitas Bambu.

Solopos.com. 2014. Asrama Singgah Raja Solo di Sukoharjo Dijadikan Gedung Persewaan. http://solopos.com/2014/20/07asrama-singgah-raja-soslo-di sukoharjo-dijadikan-gedung-persewaan-542158. (diakses tanggal 11 November 2019).

Sumalyo, Yulianto. 1990. Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suprapto. 1985. Menelusuri Hari Lahirnya Kabupaten Sukoharjo Suatu Konsep.

Suptandar, J. Pamudji. 2001. Arsitektur “Indis” Tinggal Kenangan. Harian Kompas, 14 Oktober 2001.

Susanto, 2017. Nuansa Kota Kolonial Surakarta Awal Abad XX: Fase Hilangnya Indentitas. Jurnal Sejarah Citra Lekha Vol.2,No 1 Hal. 4-18.

Wikipedia. 2015. Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo. http://id.wikipedia.org/wiki/ Bekonang,_Mojolaban,_Sukoharjo. (diakses tanggal 20 Juni 2019).

_________. 2019. Pakubuwana X. http://id.wikipedia.org/wiki/Pakubuwana_X. (diakses tangggal 11 November 2019).

Published

2020-01-12

Issue

Section

Artikel