ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI KUBIS DATARAN TINGGI, DATARAN SEDANG, DAN DATARAN RENDAH DI KABUPATEN LOMBK TIMUR
DOI:
https://doi.org/10.32585/ags.v7i2(is).4342Abstract
Rendahnya produksi usahatani salah satunya disebabkan belum efisiennya penggunaan faktor produksi. Selain itu, faktor eksternal seperti letak geografis, perubahan iklim yang tidak menentu menyebabkan produksi fluktuatif sepanjang musim tanam. Kombinasi penggunaan faktor produksi yang tepat menghasilkan produksi aktual pada akhirnya berpengaruh terhadap pendapatan petani. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pendapatan usahatani kubis pada dataran tinggi, dataran sedang dan dataran rendah. Metode dasar penelitian menggunakan deskriptif analisis. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive di Desa Sembalun Bumbung pada ketinggian 800-1180 Mdpl, Desa Bebidas pada ketinggian 200-552 Mdpl dan Desa Peneda Gandor dengan ketinggian 13-81 Mdpl. Sampel penelitian ditentukan secara multistage random sampling sebanyak 45 petani dengan sebaran 15 petani masing-masing desa. Metode analisis menggunakan konsep total penerimaan dikurangi dengan total biaya sementara perbedaan pendapatan masing-masing wilayah diestimasi menggunakan analisis sample F-Test dan least significance different. Hasil penelitian menunjukkan dataran tinggi memiliki struktur pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan dataran rendah dan sedang. Sementara jika ditinjau dari perbedaan pendapatan masing-masing dataran menunjukkan dataran tinggi memiliki perbedaan pendapatan namun dataran sedang dan rendah tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Kata kunci : usahatani kubis, pendapatan, petani
Downloads
References
Coelli, T. J., Rao, D.S.P., & Battese, G. E. (2005). An Introduction to Efficiency Analysis.
Djamalu, R., Rauf, A., & Saleh, Y. (2019). Analisis Pemanfaatan Pekarangan Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Holtikultura di Kecamatan Bulango Selatan. Agrinesia, 3(3), 192–200.
Iskandar, M. J., & Jamhari. (2020). Efficiency of rice farming in the corporate farming model in central java. Agraris, 6(2), 154–167. https://doi.org/10.18196/agr.6298
Kusnadi, N., Tinaprilla, N., Susilowati2, S. H., & Purwoto, A. (2011). Analisi Efisiensi Usahatani Padi Di Beberapa Sentra Produksi Padi Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi, 29, 25–48.
Nopiana, S., & Balkis, S. (2011). Analisis pendapatan pola tanam beruntun tanaman hortikultura di Desa Bangunrejo Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal Pertanian, 8(1), 30–40.
Pitaloka, D. (2020). Hortikultura: Potensi, Pengembangan Dan Tantangan. Jurnal Teknologi Terapan: G-Tech, 1(1), 1–4. https://doi.org/10.33379/gtech.v1i1.260
Prasetyowati, R. E., Sarlan, M., & Ningsih, D. H. (2022). Kelayakan usahatani porang (Amorphophallus muelleri. Blum) di Kabupaten Lombok Timur. Jurnal Agri Rinjani, 2(1), 12–20.
Setiawati, Murtiningsih, Sopha, & Handayani. (2007). Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sayuran. In Balai Penelitian Sayuran.
Soekartawi. (1984). Ilmu usahatani dan penelitian untuk pengembangan petani kecil (Cetakan I). Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Suharyanto, S. (2015). Efisiensi Ekonomi Relatif Usahatani Padi Sawah Dengan Pendekatan Fungsi Keuntungan Pada Program Sekolah Lapang-Pengelolaan Tanaman Terpadu (Sl-Ptt) Di Provinsi Bali. Informatika Pertanian, 24(1), 59. https://doi.org/10.21082/ip.v24n1.2015.p59-66
Wahyudie, T. (2020). Pengelolaan Komoditas Hortikultura Unggulan Berbasis Lingkungan.
Yoko, B., Syaukat, Y., & Fariyanti, A. (2017). Analisis Efisiensi Usahatani Padi di Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Agribisnis Indonesia, 2(2), 127. https://doi.org/10.29244/jai.2014.2.2.127-140