Pembiasaan Kesantunan Berbahasa Bahasa Indonesia pada Anak Usia Dini

Authors

  • Rahmat Hidayat Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
  • Anggit Tiyas Fitra Romadani Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo

DOI:

https://doi.org/10.32585/klitika.v5i1.3715

Keywords:

Pembiasaan, Kesantunan Berbahasa, Anak Usia Dini

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan pembiasaan dan peran lingkungan dalam membentuk kesantunan berbahasa anak usia dini. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek penelitian berupa intensitas pembisaan kesantunan berbahasa. Subjek penelitian adalah orang tua, nenek, kakek, dan guru yang berinteraksi langsung dengan anak. Instrumen penelitian adalah daftar pertanyaan yang divalidasi melalui expert judgement bidang bahasa/ linguistik. Teknik analisis model interaktif terdiri dari tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian: (1) pembiasaan yang dilakukan sesuai dengan prinsip kesantunan berbahasa; (2) kesederhanaan menjadi prinsip yang paling jarang dibiasakan karena bersikap rendah hati menjadi sedikit bias dengan upaya untuk percaya diri; (3) lingkungan bermain di tempat tinggal menjadi faktor paling berpengaruh dalam kesantunan berbahasa anak; (4) pembiasaan kesantunan berbahasa erat kaitannya dengan sosial, budaya, nilai, dan norma setempat.

 

This study describes habituation and the role of the environment in shaping early childhood language politeness. This research method is descriptive qualitative. The object of research is the intensity of language politeness in early childhood in everyday communication. The research subjects are parents, grandparents, and teachers who interact directly with children. The research instrument is a list of questions that are validated through expert judgment in the field of language/linguistics. The interactive model analysis technique consists of three stages, namely data reduction, data presentation, and conclusion.The results of the study: (1) habituation carried out following the principles of language politeness; (2) simplicity is the principle that is rarely used because being humble becomes a little biased with efforts to be confident; (3) the playing environment at home is the most influential factor in children's language politeness; (4) the habituation of language politeness is closely related to local social, culture, values and norms.

Author Biographies

Rahmat Hidayat, Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo

Dosen Bahasa Indonesia, teknik dan metode penulisan karya ilmiah.

Editor buku di Gramedia Edukasi

Anggit Tiyas Fitra Romadani, Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo

Dosen Bahasa Indonesia

References

Anggraini, N. (2021). Peranan Orang Tua Dalam Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. Metafora: Jurnal Pembelajaran Bahasa Dan Sastra, 7(1), 43. https://doi.org/10.30595/mtf.v7i1.9741

Anggraini, N., Rahayu, N., & Djunaidi, B. (2019). Kesantunan Berbahasa Indonesia Dalam Pembelajaran Di Kelas X Man 1 Model Kota Bengkulu. Jurnal Ilmiah KORPUS, 3(1), 42–54. https://doi.org/10.33369/jik.v3i1.7345

Apriliani, E. I. (2019). Kesantunan Bahasa Anak Di Paud Mekar Sari Gondoriyo Kecamatan Jambu. Indonesian Journal of Early Childhood: Jurnal Dunia Anak Usia Dini, 1(2), 62. https://doi.org/10.35473/ijec.v1i2.358

Cahyani, D. N., & Rokhman, F. (2017). Kesantunan Berbahasa Mahasiswa dalam Berinteraksi di Lingkungan Universitas Tidar: Kajian Sosiopragmatik. Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 6(1), 44–52. https://doi.org/10.15294/SELOKA.V6I1.14763

Chaer, A. (2010). Kesantunan Berbahasa. Rineka Cipta. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=871657

Danar. (2022, September 4). Era Digital, Kesantunan Berbahasa Terkikis. Krjogja.Com. https://www.krjogja.com/pendidikan/read/471225/era-digital-kesantunan-berbahasa-terkikis

Djaali. (2008). Psikologi pendidikan. Bumi Aksara. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=532029

Doko, Y. D., Budiarta, I. W., & Umiyati, M. (2017). Kesantunan Berbahasa Dalam Kumpulan Cerita Rakyat Nusa Tenggara Timur. RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 3(1), 159–169. https://doi.org/10.22225/jr.3.1.163.159-169

Emzir. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data (5th ed.). Rajawali Pers. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1137473

Fauzan, N. M. (2021, September 12). Krisisnya Etika Media Sosial di Indonesia. Kumparan.Com. https://kumparan.com/naufal-m-fauzan/krisisnya-etika-media-sosial-di-indonesia-1wW35OwzzsW/full

Ikhsan, M. (2021). Riset: Netizen di Indonesia Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara. Cnnindonesia.Com. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210225115954-185-610735/riset-netizen-di-indonesia-paling-tak-sopan-se-asia-tenggara

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (2003). https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/7308/UU0202003.htm

Isna, A. (2019). Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. Al-Athfal, 2(2), 62–69. https://doi.org/https://doi.org/10.52484/al_athfal.v2i1.140

Leech, G. (1993). Prinsip-prinsip Pragmatik (Penerjemah M. D. D. Oka). Universitas Indonesia Press. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=279201

Maswardi, & Amin, M. (2015). Pendidikan Karakter Anak Bangsa (2nd ed.). Calpulis. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1166890

Melia, M. (2019). Prinsip Kesantunan Berbahasa Siswa. Jurnal Pendidikan Bahasa, 8(1), 110. https://doi.org/10.31571/bahasa.v8i1.1139

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook (2nd ed.). Sage Publications. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=498252

Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif (38th ed.). PT Remaja Rosdakarya. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1133305

Mutmainah, N. (2022). Terkoyaknya Sopan Santun di Lingkungan Pendidikan. Radarsemarang.Jawapos.Com. https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-guruku/2022/05/07/terkoyaknya-sopan-santun-di-lingkungan-pendidikan/

Pertiwi, W. K. (2021). Orang Indonesia Dikenal Ramah, Mengapa Dinilai Tidak Sopan di Dunia Maya? Tekno Kompas.Com. https://tekno.kompas.com/read/2021/03/03/07000067/orang-indonesia-dikenal-ramah-mengapa-dinilai-tidak-sopan-di-dunia-maya-?page=all

Pranowo. (2009). Berbahasa Secara Santun. Pustaka Pelajar. http://balaiyanpus.jogjaprov.go.id/opac/detail-opac/?id=37252

Prasetya, K. H., Subakti, H., & Musdolifah, A. (2022). Pelanggaran Prinsip Kesantunan Berbahasa Peserta Didik terhadap Guru Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 6(1), 1019–1027. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i1.2067

Putri, dkk. (2019). Penggunaan Prinsip Kesantunan Berbahasa dalam Talk Show Mata Najwa Edisi 100 Hari Anies-Sandi Memerintah Jakarta. Lingua, 15(1), 76–84. https://doi.org/https://doi.org/10.15294/lingua.v15i1.16728

Putrihapsari, R., & Dimyati. (2021). Tipe Kesantunan Tuturan Jawa pada Masyarakat Jawa Pesisir. Kajian Linguistik Dan Sastra, 24(1), 69–76. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.1022

Rahardi, R. K. (2005). Pragmatik: Kesantunan imperative Bahasa Indonesia (1st ed.). Erlangga. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=464959

Riady, E. (2022, November 24). Soal Adab, Guru Minta Ortu Tak Serahkan Sepenuhnya Pendidikan ke Sekolah. Detik.Com. https://www.detik.com/jatim/berita/d-6423882/soal-adab-siswa-guru-minta-ortu-tak-serahkan-sepenuhnya-pendidikan-ke-sekolah

Rokhayah, S. (2021). Etika Bermedia Sosial. Djkn.Kemenkeu.Go.Id. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-pekalongan/baca-artikel/14086/Etika-Bermedia-Sosial.html

Soeparno. (2002). Dasar-dasar Linguistik Umum (1st ed.). Tirta Wacana. http://library.fip.uny.ac.id/opac/index.php?p=show_detail&id=2067

Zamzani, Musfiroh, T., Maslakhah, S., Listyorini, A., & Rahayu, Y. E. (2011). Pengembangan Alat Ukur Kesantunan Bahasa Indonesia dalam Interaksi Sosial Bersemuka. Litera, 10 Nomor 1, 35–50. https://doi.org/10.21831/hum.v17i2.3102

Downloads

Published

2023-06-30

Issue

Section

Artikel