Representasi Maskulinitas Taruna dalam Film "Doea Tanda Cinta"

Authors

  • Nurafifah; Yostiani Noor Asmi Harini Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.32585/klitika.v5i1.3722

Keywords:

film, maskulinitas, representasi, dan taruna

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan maskulinitas melalui representasi tokoh Bagus dan Mahesa pada film Doea Tanda Cinta (2015). Penelitian ini menggunakan karakteristik maskulinitas menurut Janet Saltzman Chafetz yang mencakup penampilan fisik, fungsional, seksual, emosi, intelektual, interpersonal, dan karakter personal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis narasi. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan dokumentasi.  Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah Mahesa dan Bagus sama-sama memiliki lima dari tujuh kriteria maskulinitas Janet Saltzman Chafetz. Kriteria maskulinitas yang dimiliki Mahesa meliputi penampilan fisik, emosi, intelektual, interpersonal, dan karakter personal. Sementara itu, kriteria maskulinitas yang dimiliki Bagus meliputi penampilan fisik, seksual, intelektual, interpersonal, dan karakter personal.

Author Biography

Nurafifah; Yostiani Noor Asmi Harini, Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia

Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia

References

Barker, Chris. 2005. Cultural Studies: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Bentang.

Budiman, Hary Ganjar, Aquarini Priyatna Priyatna, dan R. M. Mulyadi. 2019.“Maskulinitas Tentara Dalam Sinema Pasca Orde Baru; Analisis Naratif Doea Tanda Cinta (2015) Dan I Leave My Heart in Lebanon (2016).” Patanjala 11, no. 1 (2019): 131-148.

Chafetz, Janet Saltzman, ed. 2006. Handbook of the Sociology of Gender. Springer Science & Business Media.

Clark, Marshall. 2004. “Men, masculinities and symbolic violence in recent Indonesian cinema.” Journal of Southeast Asian Studies 35, no. 1 (2004): 113-131.

Iswary, Ery, and M. Hum. 2010. Perempuan Makassar; Relasi Gender dalam Folklor. -,

Jannah, L. 2016. Maskulinitas Dalam Iklan Produk Perawatan Wajah Untuk Laki-Laki (Analisis Wacana Maskulinitas Dalam Iklan Garnier Men Versi Two Men's World, Versi Urban Hero dan Versi Joe Taslim). Jurnal Ilmu Komunikasi, 1-21.

Lamintang, Franciscus Theojunior. 2013. “Pengantar Ilmu Broadcasting dan Cinematography.” Jakarta: In Media.

McKay, J., Mikosza, J., & Hutchins, B. 2009. “Gentlemen, The Lunchbox Has Landed” Representations of Masculinities and Men's Bodies in the Popular Media. Thousand Oaks, 270-288.

Merdeka, Pita. 2013. “Representation of masculinity in Twilight film.”

Moleong, Lexi J., and P. R. R. B. 2004. Edisi. Metodelogi penelitian. Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.

Poedjianto, Sylvia Aryani. 2014. “Representasi Maskulinitas Laki-Laki Infertil Dalam Film Test Pack Karya Ninit Yunita.” PhD diss., UNIVERSITAS AIRLANGGA.

Rowena, C., & Rutherford, J. 2014. Male Order Menguak Maskulinitas. (F.Mayasari, Penerj.) Yogyakarta: Jalasutra.

Saputro, Dio Herman, and Harti Yuwarti. 2016. “Representasi Maskulinitas Pria di Media Online.” WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunisaputrokasi 15, no. 1 (2016): 45-59.

Shoemaker, Pamela J., dan Stephen D. Reese. 1991. Mediating the message. White Plains, NY: Longman.

Soerafani, Rick. Doea Tanda Cinta. Jakarta: Benoa, Cinema Delapan, Inkopad. 2015.

Vigorito, Anthony J., and Timothy J. Curry. 1998. “Marketing masculinity: Gender identity and popular magazines.” Sex Roles 39, no. 1-2 (1998): 135-152.

Downloads

Published

2023-06-30

Issue

Section

Artikel