Evaluasi Surveilans Epidemiologi Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas Pudakpayung Semarang Tahun 2018
DOI:
https://doi.org/10.32585/jikemb.v2i1.813Keywords:
Demam Berdarah Dengue, Pudakpayung, Puskesmas, Semarang, SurveilansAbstract
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang mudah menular disebabkan oleh virus dengue hingga menyebabkan kematian. Tingginya kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Semarang memberikan dampak buruk dan kerugian secara sosial dan ekonomi diantaranya kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia harapan penduduk. Puskesmas Pudakpayung adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Semarang yang menyelenggarakan pembangunan kesehatan dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan Pemerintah melalui pemberian pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat dimana wilayah kerja Puskesmas Pudakpayung termasuk daerah endemis penyakit DBD. Berbagai upaya telah dilakukan Puskesmas Pudakpayung untuk mengendalikan penyakit Demam Berdarah Dengue salah satu penanggulangannya dengan Surveilans Epidemiologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Surveilans Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Pudakpayung Semarang Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan rancangan studi evaluasi dengan informan berjumlah 4 orang. Teknik pengambilan data menggunakan wawancara terstruktur dan observasi. Simpulan dari penelitian ini adalah masih kurangnya tenaga pengelola program Surveilans Epidemiologi, kurangnya alokasi dana program surveilans epidemiologi Demam Berdarah Dengue, kurangnya kendaraan dinas, ketidakrapian administrasi, pembaharuan informasi Demam Berdarah Dengue belum dilakukan, pengumpulan data, kelengkapan dan ketepatan data sudah melebihi 80% dan laporan secara vertikal maupun horizontal telah dilaksanakan secara rutin.
Downloads
References
Kementerian Kesehatan RI. 2018. InfoDatin Situasi Demam Berdarah Dengue (DBD). Journal of Vector Ecology. Hal. 71–78. DOI: 10.3376/1081 1710(2006)31[71:aomtva]2.0.co;2.
Suwanmanee, S. et al. 2018. Monitoring arbovirus in Thailand: Surveillance of dengue, chikungunya and zika virus, with a focus on coinfections. Acta Tropica. Elsevier, 188(September). Hal 244–250.
DOI: 10.1016/j.actatropica.2018.09.012.
CDC. 2010. Epidemiology Dengue Homepage.
Yuningsih, R. 2018. Kebijakan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Tangerang. Jurnal Masalah Masalah Sosial, Vol 9. No. 2.Hal. 260–273.
Nurhidayati, I. et al. 2015. Gerakan Bebas Nyamuk sebagai Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Demam Berdarah di Desa Gedaren Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten. The 2nd University Research Coloquim 2015. Hal 408–414.
Djawa, Y. D., Hariyanto, T. and Ardiyani, V. M. 2017. Pengaruh Pemberian Penyuluhan Terhadap Kemampuan Keluarga Dalam Mendeteksi Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Anak. Nursing News. Vol 2. No. 2. Hal 595–606.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016.
PPJT. 2009. Tentang Provinsi Jawa Tengah.
Puskesmas Pudakpayung. 2018. Profil Puskesmas Pudakpayung.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Athiyah, Noor. (2008). Kebutuhan Informasi dan Perilaku Pencarian Informasi: Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, FIB UI.Tesis.
Downloads
Published
Issue
Section
License
An author who publishes in the Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Berkala (JIKeMB) agrees to the following terms:
- Author retains the copyright and grants the journal the right of first publication of the work simultaneously licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal
- Author is able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book) with the acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Author is permitted and encouraged to post his/her work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of the published work (See The Effect of Open Access).
Read more about the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 Licence here: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.