Analisis Perkembangan Motif Batik Sulawesi Selatan
DOI:
https://doi.org/10.32585/keraton.v6i1.5421Abstract
Sulawesi Selatan memiliki kekayaan budaya yang beragam. Beragam suku atau etnis hadir di Sulawesi Selatan yakni Suku Bugis-Makassar dan Tojara. Setiap suku memiliki tradisi, bahasa, adat istiadat dan seni yang terus berkembang sehingga mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. Batik merupakan salah satu budaya di Indonesia dan telah menjadi warisan budaya dunia oleh Badan Internasional PBB, United Nations Education, Scientific, and Culture Organization (UNESCO). Batik Sulawesi Selatan menjadi satu diantara beragam batik di Indonesia yang menerapkan kearifan lokal sebagai motif batik. Beragam batik tercipta dengan inspirasi budaya sulawesi selatan, seperti kapal pinisi, aksara lontara Bugis-Makassar, ukiran Toraja dan sebagainya. Batik Makassar khas Sulawesi Selatan yang memiliki motif aksara lontara Bugis-Makassar telah dipasarkan hingga mancanegara. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perkembangan motif batik yang ada di Sulawesi Selaran tahun 1995 – 2023. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil wawancara dengan Bapak Drs. A. Mattaropura Husain membuat karya batik sutera sulawesi selatan mulai tahun 1995 dengan menerapkan motif batik berbasis kearifan lokal sulawesi selatan yakni motif Bugis-Makassar dan Toraja. Hal tersebut beliau lakukan sebagai wujud kecintaannya terhadap sulawesi selatan dan upaya pelestarian budaya Sulawesi Selatan. Pada tahun 1995 – 2009 mahasiswa membuat batik yang terinspirasi dari budaya Sulawesi Selatan yakni ukiran Toraja yang terdapat di Rumah Adat Tongkonan suku Toraja. Pada tahun 2010 – 2023 mahasiswa membuat batik dengan inspirasi ide motif dari kaligrafi dan alam sekitar seperti bunga, ikan dan sebagainya. Karya batik yang dibuat berupa kain batik panjang dan batik untuk pajangan atau lukis batik. Motif batik yang diterapkan oleh Batik Sulawesi Istinana berupa motif khas Makassar – Sulawesi Selatan seperti motif rumah adat, aksara lontara Bugis-Makassar, lagosi, coto, I Lagaligo, pinisi dan beragam motif lainnya. Pada tahun 2023 mahasiswa mengangkat tema batik sulawesi selatan pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) dan meraih juara perunggu. Batik tersebut dijadikan sebagai media terapi dan sebagai upaya pelestarian budaya Sulawesi Selatan. Karya batik Sulawesi Selatan yang diciptakan pada tahun 1995 – 2023 memiliki motif batik yang sangat bervariatif. Motif tersebut berupa motif Ukiran Toraja, aksara lontara Bugis-Makassar, sulapa appa, kaligrafi, tumbuhan, hewan dan makanan tradisional Sulawesi Selatan.
Downloads
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Aulia Evawani Nurdin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with the Keraton: Journal of History Education and Culture agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.