PENYULUHAN ANTI BULLYING PESERTA DIDIK

Authors

  • Ika Murtiningsih Universitas Veteran Bangun Nusantara

DOI:

https://doi.org/10.32585/ijecs.v2i1.919

Abstract

Permasalahan di sekolah yaitu perilaku bullying yang mengarah pada tindakan mengejek, menyuruh, memalak, mendiskriminasi, dan bahkan terjadi pemukulan. Beberapa faktor diyakini menjadi penyebab terjadinya bullying adalah faktor sosial ekonomi, perbedaan fisik, dan perbuatan masa lalu yang dilakukan. Dampak yang ditimbukan dari kejadian bullying yaitu penurunan prestasi belajar, sering bolos sekolah, mengundurkan diri dari sekolah, dan bahkan putus sekolah. Penyuluhan anti bullying bertujuan agar peserta didik dapat mengantisipasi perilaku yang mengarah pada tindakan mengejek, menyuruh, memalak, mendiskriminasi, dan pemukulan. Penyuluhan dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Batur Jaya 1 Ceper Klaten. Penyuluhan anti bullying dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi. Penyuluhan dilakukan selama 3 jam dan diikuti oleh peserta didik sebanyak 30 orang. Bentuk evaluasi menggunakan pre test dan post test. Hasil pre test menyatakan bahwa pengetahuan peserta didik mengenai bullying sangat minim yaitu 30%. Sedangkan hasil setelah dilakukan post test, maka pengetahuan peserta didik meningkat menjadi 85%. Keberhasilan ini dapat diukur dengan banyaknya peserta didik yang mau dan berani bertanya dan memecahkan masalahnya, serta juga bisa dilihat dari kepuasan peserta setelah mengikuti kegiatan, sehingga memotivasi peserta didik untuk menghindari dan tidak melakukan tindakan bullying di sekolah.

References

Djuwita, R. 2006. “Kekerasan Tersembunyi di Sekolah” : Aspek –Aspek Psikososial dari Bullying. www.didplb.or.id. (online). Diakses, 10 Oktober 2020.

Kartono, Kartini. (2003). Patologi Sosial: Gangguan-Ganggaun Kejiwaan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Migliaccio, T., & Raskauskas, J. (2016). Bullying as a Social Experience: Social Factors, Prevention and Intervention. Oxfordshire: Routledge.

Putri, H.N & Nauli, F.A. & Novayelinda. R. (2015). Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Bullying Pada Remaja. JOM. Vol 2 No 2.

Rosen, L. H., DeOrnellas, K., & Scott, S. R. (2017). Bullying in School. Diakses dari: https://doi.org/10.1057/978. Tanggal akses: 20 Maret 2020.

Schneider, SK, O’Donnell, L, Stueve, A, and Coulter, RWS. (2012). Cyberbullying, School Bullying, and Psychological Distress: A Regional Census of High School Students. Diakses dari: http://search.proquest.com/docview/1004790733/fulltextPDF/13CE1C43CEA7E55BA0D/37?accountid=32506. Tanggal akses: 20 Maret 2020.

Sejiwa, (2008). Bullying : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: PT Grasindo.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Veenstra, R., Lidenberg, S., Winter, AF., Oidehinkel, A. J, Verhulst, F.C., Ormel,J. (2005). Bullyingg and Victimization in Elementary Schools: A Comparison of Bullies, Victims, Bully/Victims, and Uninvolved Preadolescents. Developmental Psychology. 41,4,672-682.

Downloads

Published

2021-04-30

How to Cite

Murtiningsih, I. (2021). PENYULUHAN ANTI BULLYING PESERTA DIDIK. IJECS: Indonesian Journal of Empowerment and Community Services, 2(1), 11–17. https://doi.org/10.32585/ijecs.v2i1.919

Issue

Section

Artikel