Dilema “Proses Belajar-Mengajar” di Dunia Pendidikan Tinggi Kita

Authors

  • Djaja Hendra Dosen FISIP Universitas Widya Mataram Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.32585/jp.v28i2.341

Abstract

Berbeda dengan sistem pendidikan menengah, “proses belajar dan mengajar” dalam pendidikan tinggi menuntut kualitas yang lebih baik untuk keberhasilan pendidikan dan pengajaran itu sendiri. Guru (Dosen) mengeluh tentang gaji yang tidak memadai, dan demonstrasi ada di mana-mana, sekarang adanya tambahan pendapatan (melalui sertifikasi), para pendidik memilih untuk diam. Namun, sangat disayangkan bahwa pada prosesnya, kualitas pengajaran dan pembelajaran tidak berubah sama sekali. Sudah relatif sama. Bahkan tidak berubah. Semua hal pada akhirnya adalah kembali ke guru (dosen) dan siswa (mahasiswa) di mana pendidikan tinggi akan dibawa keberlangsungannya. Dalam istilah ini, teori fungsionalisme - struktural yang menjadi populer pada tahun-tahun sebelumnya, disajikan kembali; dengan harapan guru dan siswa dapat memperoleh manfaat darinya. Mungkinkah?

References

Cummings, William K. (1981).”Pendidikan Tinggi dan Masyarakat Indonesia”. Prisma. Drost, J, S. J,. (1990). “Untuk Apa Perguruan Tinggi Didirikan?. Prisma. Nomor 1 Joesoef, Daoed. (1986). “pendidikan Manusia dan Lingkungan Pendidikan yang Mempengaruhinya”. Analisa. Nomor 5 Freire, Paulo; Ivan Illich; Erich Fromm, dkk, (1999). Menggugat Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Prisma. (1981). “Pendidikan: Pembaharuan yang Bagaimana?”. Ritzer, George. (2012). Teori Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Surakhmad, Winarno. (1981). “Problematik Pembaruan Pendidikan Negara-negara yang Sefang Berkembang Dewasa Ini”. Prisma.

Downloads

Published

2019-08-28

How to Cite

Hendra, D. (2019). Dilema “Proses Belajar-Mengajar” di Dunia Pendidikan Tinggi Kita. Jurnal Pendidikan, 28(2), 135–146. https://doi.org/10.32585/jp.v28i2.341

Issue

Section

Artikel