Tradisi Upacara Sekaten di Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.32585/kawruh.v3i2.1718Kata Kunci:
upacara, sekaten, prosesiAbstrak
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi upacara sekaten di ygyakarta. Upacara Sekaten dilaksanakan dalam dua masa, yakni pada masa kerajaan Majapahit dan masa kerajaan Demak. Upacara Sekaten pada masa kerajaan Majapahit dilaksanakan dalam bentuk sesaji yang ditujukkan kepada para arwah leluhur, sedangkan upacara Sekaten yang dilaksanakan pada masa kerajaan Demak berbentuk diselenggarakannya pagelaran wayang serta penabuhan gamelan dan bertujuan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan menyebarkan agama Islam. Sekaten berasal dari nama sepasang gamelan milik Keraton Yogyakarta yang dimainkan setiap perayaan maulid Nabi Muhammad SAW, yang bernama Sekati. Ada juga yang mengartikan bahwa Sekaten berasal dari kata Syahadattain atau dua kalimat syahadat. Sumber lain mengungkapkan bahwa Sekaten bermula dari kata sekati yang merupakan kependekan dari kata sesek ati, yang menggambarkan perasaan Prabu Brawijaya V yang tengah dilanda kesedihan. Upacara Sekaten di Yogyakarta dilakukan dalam empat prosesi, yaitu miyos gangsa, numplak wajik, kondur gangsa, garebeg, dan bedhol songsong. Data penelitian ini merupakan data non verbal atau berupa tulisan. Data dalam penelitian ini kemudian dikumpulkan menggunakan teknik catat. Setelah dikumpulkan, data kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif-kualitatif.Unduhan
Referensi
Lexy J. Moleong. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nawawi, Hadiri. (1998). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
NN. 2014. “Upacara Sekaten.” (2014). https://budaya.jogjaprov.go.id/artikel/detail/312-upacara-sekaten.
———. (2018). “Upacara Sekaten dan Garebeg Mulud Be 1952.” 2018. https://www.kratonjogja.id/peristiwa/59/upacara-sekaten-dan-garebeg-mulud-be-1952.
NU Online. (2017). “Gamelan Sekaten, Sarana Penyebaran Agama Islam Sunan Kalijaga.” nu.or.id. 2017. https://www.nu.or.id/post/read/8591/gamelan-sekaten-sarana-penyebaran-agama-islam-sunan-kalijaga.
Soepanto, dkk. (1991). Upacara Tradisional Sekaten Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Authors who publish with the Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.