TRADISI TURUN-TEMURUN PEMBUATAN BATIK MASYARAKAT KAMPOENG BATIK LAWEYAN SURAKARTA (SEBUAH TINJAUAN BUDAYA)

Penulis

  • Prasetyo Adi Wisnu Wibowo

DOI:

https://doi.org/10.32585/kawruh.v1i1.238

Abstrak

Batik, yang sejak ratusan tahun silam dikenal sebagai jarit 'kain panjang' untuk kaum bangsawan Indonesia (Jawa), kini telah meluas dalam produksi maupun arti fungsi pemakaiannya. Dalam tulisan ini akan dipaparkan bagaimana proses pembuatan batik di kampung Laweyan. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah prosesi membatik di kampung batik Laweyan, informan perajin batik di kampung batik Laweyan, serta naskah lama. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik catat, rekam, dan wawancara mendalam. Teknik analisis data menggunakan langkah-langkah reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Proses pembatikan suatu kain memerlukan tahapan-tahapan khusus yang dimulai dari pemilihan kain mori yang baik, membuat pola dengan ceceg, nembok sampai proses terakhir yaitu mababar. Untuk membuat satu lembar kain dengan motif batik memerlukan alat-alat khusus, antara lain wajan, gawangan, canthing, bandhul, dan lilin atau malam. Banyak sekali jenis-jenis motif kain batik antara lain sidamukti, sidaraja, parangrusak dan sebagainya. Pada jaman dahulu seorang wanita Jawa diharuskan untuk mampu membatik. Adapun kampung yang terkenal sebagai sentra industri kerajinan batik adalah kampung Laweyan di Surakarta dan telah ada sejak zaman kerajaan Pajang.

 

Kata-kata Kunci: Laweyan, batik, tradisi turun-temurun.

Diterbitkan

2019-04-18

Cara Mengutip

Wibowo, P. A. W. (2019). TRADISI TURUN-TEMURUN PEMBUATAN BATIK MASYARAKAT KAMPOENG BATIK LAWEYAN SURAKARTA (SEBUAH TINJAUAN BUDAYA). Kawruh: Journal of Language Education, Literature, and Local Culture, 1(1), 28–46. https://doi.org/10.32585/kawruh.v1i1.238

Terbitan

Bagian

Artikel

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama