Refleksi Simbolis Keangkaramurkaan dan Keutamaan dalam Lakon Begawan Lomana Mertobat

Penulis

  • Fakih Tri Sera Fil Ardhi Universitas Indonesia
  • Darmoko Darmoko Program Studi Sastra Daerah Untuk Sastra Jawa FIBUI, Universitas Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.32585/kawruh.v6i1.5070

Abstrak

 

Isu yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana wayang kulit purwa digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan sosial dan kritik terhadap masyarakat. Hal ini bertujuan untuk memahami peran penting wayang kulit purwa dalam komunikasi sosial di masyarakat Jawa, khususnya melalui analisis lakon BLM. Penelitian ini menggunakan rekaman pertunjukan wayang kulit purwa dari YouTube Ki Warseno Slank (https://www.youtube.com/watch?v=xDOmr37W1Dw&t=679s). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam lakon tersebut digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan sosial dan kritik terhadap masyarakat. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan dalam penelitian ini, dengan mengacu pada teori simbol sebagai manifestasi eksternal BLM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran tokoh Begawan Lomana dalam lakon BLM menjadi simbol pemberontakan yang mengganggu tatanan sosial. Namun, melalui etika “Sura Dira Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti” yang dijalankan oleh Kyai Semar, sifat asli dan niat buruk tokoh Begawan Lomana terbongkar. Pendekatan sosiologi sastra dan teori simbol digunakan untuk menganalisis penelitian ini, keseluruhan penelitian dapat disimpulkan bahwa lakon BLM secara efektif mengkomunikasikan kritik sosial melalui pementasan wayang kulit purwa. Melalui pemahaman terhadap konsep ini, kita dapat lebih memahami cara unik dan kompleks wayang kulit purwa digunakan sebagai media komunikasi dalam budaya Jawa.

Biografi Penulis

Fakih Tri Sera Fil Ardhi, Universitas Indonesia

Program Studi Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia

Referensi

Akbar, Muhammad Fakhrully dan Darmoko. (2020). “Pertarungan Antara Watak Keutamaan dan Keaangkaramurkaan dalam Lakon Dursasana Gugur”. Jurnal Kajian Budaya dan Humaniora. Volume 2 Nomor 3 Oktober 2020.

Alfirdaus, Muh. Luthfi. (2019). Makna Lakon Suluhan : Analisis Hermeneutika. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

As’ari, Afifudin Siti dan Darmoko. (2022). “Hakikat Kekuasaan Dalam Lakon Wahyu Purba Sejati Karya Ki Seno Nugroho”. Kawruh: Journal of Language Education, Literature, and Local Culture. Vol. 4, No. 1, April 2022, pp. 18-31. http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/kawruh/index.

Damono, Sapardi Djoko. (2020). Sosiologi Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Darmoko. (2015). Moralitas Jawa Dalam Wayang Kulit Purwa:Tinjauan Pada Lakon Laire Semar. Paradigma, Jurnal Kajian Budaya.

_____. (2017). Wayang Kulit Purwa Lakon Semar Mbabar Jatidiri: Sanggit dan Wacana Kekuasaan Soeharto. Disertasi. Depok: Universitas Indonesia.

_____. (2020). Wacana Kekuasaan dalam Wayang: Pergulatan Sanggit Politik dan Sanggit Estetik dalam Wayang Kulit Purwa Lakon Semar Mbabar Jatididri. Depok: Pusat Dokumentasi Seni Indonesia.

_____. (2020). “Kaidah Penandaan dalam Wangsalan Tembang”. Kawruh: Journal of Language Education, Literature, and Local Culture. Volume 2, Nomor 1, April 2020.

_____. (2021). “Othak-Athik Gathuk: Konsepsi Sanggit dalam Penguasaan Metodologi Jawa” dalam : Menggagas Metodologi Jawa: Wacana, Identitas, dan Paradigma.. Surakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNS.

_____. (2022). “Durga Ruwat Sebagai Simbol Pembebasan Kejahatan dalam Kehidupan Masyarakat Jawa” dalam Membaca Durga: Bunga Rampai Tulisan Pemikiran Tentang Durga. Depok: BWCF.

Dimyati, Achmad. (2012). Eksistensi Wayang Kulit Sebagai Media Kritik Sosial. Mataram:IAIN.

Hamida, F. (2020). Canting. KMO Publishing

Hendro, Eko Punto. (2020). “Simbol: Arti, Fungsi, dan Imlikasi Metodologisnya”. Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi. Volume 3 Nomor 2, Juni 2020.

Murdiyanto, Eko. (2020). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Aplikasi Disertai Contoh Proposal. Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta Press.

Murtiyoso, Bambang. (1989). “Sebuah Tinjauan Tentang Pakem dan Masalah-Masalahnya” dalam Gatra: Majalah Warta Wayang. Halaman 7-11. Jakarta: Senawangi.

Ningsih, Wahyu Setia. (2023). Nilai Karakter Tokoh Pada Kumpulan Cerita Rakyat Daerah Siulak Kabupaten Kerinci Karya Zarmoni. Jambi: FKIP Universitas Batanghari.

Oktaviani, Kinanti dan Darmoko. (2021). “Memayu Hayuning Bawana Dalam Lakon Canus Dakwa Karya Ki Ditya Aditya”. Kawruh: Journal of Language Education, Literature, and Local Culture. Vol. 3., No. 2, Oktober 2021, pp. 54-7. http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/kawruh/index

Setyaningrum, Septhantry Dwi dkk. (2024). “Tokoh dan Penokohan dalam Novel Teluk Alaska Oleh Eka Aryani”. Jurnal Dealektik. Volume 6 Nomor 1, Januari 2024.

Suharti, Sri. (2021). “Nilai-Nilai Budaya Jawa dalam Ungkapan Jawa Yang Berlatar Rumah Tangga pada Novel Canting Karya Fissilmi Hamida”. Jurnal Kredo. Volume 4 Nomor 2, halaman 553-578.

Wibisono, Y. (2020). Falsafah Bangsa Dan Budaya Jawa Dalam Pemikiran Soeharto. Jurnal Ilmu dan Budaya, 41 (68), 7979–7988. http://journal.unas.ac.id/ilmu-budaya/article/view/874

Unduhan

Diterbitkan

2024-06-03

Cara Mengutip

Fakih Tri Sera Fil Ardhi, & Darmoko, D. (2024). Refleksi Simbolis Keangkaramurkaan dan Keutamaan dalam Lakon Begawan Lomana Mertobat. Kawruh: Journal of Language Education, Literature, and Local Culture, 6(1), 28–44. https://doi.org/10.32585/kawruh.v6i1.5070

Terbitan

Bagian

Artikel