Struktur Dan Fungsi Mantra Tradisi Nyapih di Desa Karangwotan Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati
DOI:
https://doi.org/10.32585/kawruh.v6i2.5814Abstrak
Nyapih merupakan salah satu upacara adat yang masih dilakukan masyarakat Desa Karangwotan Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati. Menyapih merupakan proses pemisahan anak dengan asi atau berhentinya masa menyusui seorang ibu. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mendeskripsikan secara mendalam mengenai struktur dan fungsi mantra nyapih. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, generasi sekarang lupa bahwa mereka harus tetap menjaga budaya yang ada pada masyarakat. Demikian pula dengan mantra tradisi nyapih yang kini terasa asing dikalangan masyarakat yang disebabkan sudah jarang dilaksankan tradisi tersebut dan jarang yang ingin mempelajarinya. Oleh karena itu penulis terdorong untuk melakukan penelitian mengenai mantra nyapih, penelitian ini berfokus pada struktur dan fungsi mantra. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Peneltian ini menggunakan teori struktur mantra dan fungsi mantra dari Heru Saputra. Penelitian ini menghasilan temuan struktur mantra yang terdapat pada mantra nyapih yaitu usur judul mencerminkan tujuan mantra yaitu memisahkan anak dari asi. Unsur pembuka berisi permohonan keberkahan dari Allah dan memita izin melakukan tradisi kepada dhanyang desa. Unsur tujuan pada mantra ini berisi permohonan dan harapan. Unsur sugesti pada mantra ini berkaitan dengan eksistensi tuhan menyatakan bahwa semua tujuan dari mantra dapat terkabul atas seizin Allah. Unsur penutup. mencerminkan kepercayaan pada masyarakat pengguna mantra tersebut, serta pengekspresian individu dan masyarakat pada keyakinan dan harapan mereka kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Penelitian ini juga menghasilakan fungsi mantra nyapih yaitu bersifat individu dan bersifat sosial. Mantra nyapih bersifat individu, mantra ini menjadi media bagi individu untuk mengekspresikan harapan, keyakinan, serta menjaga konektivitas dengan tradisi dan budaya yang telah diwariskan. Mantra nyapih bersifat sosial, tradisi ini mencerminkan identitas budaya, keyakinan agama dan mata pencaharian masyarakat.
Unduhan
Referensi
Aisyah. (2023). Identitas Budaya Dalam Mantra Tradisi Kasambu: Sebuah Kajian. 1, 14–20.
Ekowati, V. I. (2015). Tata Cara Dan Upacara Seputar Daur Hidup Masyarakat Jawa Dalam Serat Tatacara. Diksi, 15(2), 204–220. https://doi.org/10.21831/diksi.v15i2.6608
Fadhilah, F. L. (2024). Fungsi dan Makna Mantra Pada Ibu Hamil, Proses Persalinan, dan Sawan Pada Bayi di Plumpang Kecamatan Plumpang Kabupaten Tuban. Signifie, 02. https://doi.org/10.0523/signifi.v2i1.802
Inanda Febrianti, S. R. (2023). Analisis Analisis Fungsi dan Struktur Sastra Lisan Mantra Pengobatan Di Desa Petaling Kabupaten Bangka. Jubindo: Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 8(02), 51–61. https://doi.org/10.32938/jbi.v8i02.4598
Kartini, Triani, S. N., & Zulfahita. (2020). Struktur, Fungsi, dan Makna Mantra Antar Anjong di Desa Medang kabupaten Sambas. Cakrawala Linguista, 3(1).
Kirana, R. C., & Harianto, S. (2020). MOTIF SOSIAL MENYAPIH ANAK (Studi tentang Menyapih Anak Usia 0 – 6 Bulan di Desa Ciro Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo). PRADIGMA, 9(2), 1–17.
Maknuna, L. L., Mustamar, S., & Ningsih, S. (2013). Mantra dalam Tradisi Pemanggil Hujan di Situbondo: Kajian Struktur, Formula, dan Fungsi. Publika Budaya, 1(1), 1–15.
Mubarak, H., & Perawati, R. (2021). Analisis Fungsi dan Makna Mantra Pengobatan Suku Dayak Meratus Desa Batulasung Kecamatan Kelumpang Hulu Kabupaten KotaBaru. CENDEKIA: Jurnal Ilmiah Pemdidikan, 9(2).
Muslimah. (2022). NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI UPACARA RITUAL DAUR HIDUP PADA PERNIKAHAN ADAT BANJAR (STUDI KASUS UPACARA PERNIKAHAN DI DESA HILIR BANUA KECAMATAN PANDAWAN KABUPATEN HST). Institutional Digital Repository. https://idr.uin-antasari.ac.id/18513/
Ngazizah, D., & Sudibyo. (2023). Mantra dan Tradisi Ruwat Rambut Gimbal pada Masyarakat Dataran Tinggi Dieng.
Prastyo, R. D., & Maryaeni, M. (2019). Mantra Kenduri Matang Puluh Dina Dusun Dadapan Kecamatan Pagak Kabupaten Malang. Jurnal Satwika, 1(2), 29. https://doi.org/10.22219/satwika.vol1.no2.29-40
Rahmi, A., CHairullah, & Arisnaini. (2024). Peran Suami Dalam Menyapih Anak Dengan Menggunakan Metode Weaning With Love (WWL). Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran, 3(1), 10–19.
Rani, M. C. S., & Susilo, Y. (2021). MAKNA SIMBOLIS TRADISI NYAPIH DI DESA KAKATPENJALIN KECAMATAN NGIMBANG KABUPATEN LAMONGAN. 17(2), 1–23.
Safitra, H., & Pamuji, S. S. (2022). Struktur mantra Pada Ritual Pengobatan Suku Tidung di Tarakan Kalimantan Utara. Jurnal Imbaya, 4(1), 1–6.
Saputra, H. S. P. (2007). Memuja Mantra (I. Ratri (ed.); 1st ed.). LKiS Yogyakarta.
Sorayah, Y. (2014). Fungsi dan Makna Mantra Tandur di Desa Karangnunggal Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur. Jurnal Bahtera Sastra Indonesia, 2(2), 1–12.
Triani, S. N., Yanti, L., & Kurniawan. (2019). Struktur, Fungsi, dan Makna Mantra Dayak Salako di Desa Bagak Sahwa Kecamatan Singkawang Timur. Cakrawala Linguista, 2(2), 89–94.
Wahidah, N. A. E. (2022). ASPEK LINGUAL MANTRA NYAPIH PADA TRADISI MENYAPIH BAYI: Kajian Etnolinguistik pada Desa Kauman, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung. PENEROKA: Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 2(1), 95–104.
Werdiningsih, Y. K., & Andrian, S. N. (2020). Konsep Tuhan “Tak Berawal Tak Berakhir” Dalam Teks Serat Sastra Gendhing. 598–606.
Wicaksono, S. C. A., Wediningsih, Y. K., & Sunarya. (2020). Kekerasan Verbal Terhadap Tokoh Perempuan dalam Tiga Judul Dagelan Jawa Basiyo. In SEMINAR NASIONAL DARING "BAHASA, SASTRA, BUDAYA DAERAH, DAN PEMBELAJARANNYA PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH - UPGRIS PROGAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN KEBUDAYAAN LAMPUNG - UNILA. http://conference.upgris.ac.id/index.php/sndbsbdp/article/view/1085%0Ahttps://conference.upgris.ac.id/index.php/sndbsbdp/article/download/1085/643
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Ale Sandya Rindi Amida, Yuli Kurniati Werdiningsih, Sunarya
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with the Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.