Memayu Hayuning Bawana dalam Lakon Canus Dakwa Karya Ki Ditya Aditya

Penulis

  • Kinanti Oktaviani Program Studi Sastra Daerah Untuk Sastra Jawa FIBUI, Universitas Indonesia
  • Darmoko Darmoko Universitas Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.32585/kawruh.v3i2.1917

Kata Kunci:

Kesucian dan kejujuran, kekuasaan, keagungan, wayang, Jawa.

Abstrak

Penelitian ini mengkaji memayu hayuning bawana dalam lakon Canus Dakwa karya Ki Ditya Aditya. lakon Canus dakwa yang berisi nilai-nilai kesucian dan kejujuran dipergunakan sebagai sarana memayu hayuning bawana (kebahagiaan, kesejahteraan, dan keselamatan dunia). Analisi pada tokoh penokohan dan rangkaian peristiwa pada adegan serta nilai-nilai budaya yang terdapat dalam lakon. Data penelitian berupa video yang diunggah di chanel youtube Budaya Maju.  Metode deskriptif kualitatif, pendekatan objektif, kerangka konseptual teoritis tentang etika Jawa dari Franz Magnis Suseno, dan kerangka konseptual teoritis tentang Memayu Hayuning Bawana dari De Jong digunakan dalam peneitia ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesucian dan kejujuran merupakan citra dari tokoh Canus; kesucian dan kejujuran sebagai manifestasi dari kekuasaan; golok cabang, kopyah wareng, dan kendil wesi sebagai manifestasi dari keagungan keraton; dan Canus sebagai manifestasi dari wahyu Sumber Rezeki. Kesucian dan kejujuran  beserta prasarana beserta dan ekspresi simboliknya dipergunakan sebagai sarana untuk memayu hayuning bawana. Hasil penelitian ini untuk memberikan kontribusi keilmuan sastra dan budaya Jawa.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Biografi Penulis

Kinanti Oktaviani, Program Studi Sastra Daerah Untuk Sastra Jawa FIBUI, Universitas Indonesia

Program Studi Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Darmoko Darmoko, Universitas Indonesia

Program Studi Sastra Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Referensi

Ciptoprawiro, A. (1986). Filsafat Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.

Dahniar A, Edlin (2017). “Batara Kala Masa Kini: Transformasi Slametan Ruwatan Pada Masyarakat Jawa di Malang Selatan”. Jurnal Studi Budaya Nusantara. Vol. 1 No.1.

Darmoko. (2002). “Ruwatan: Upacara Pembebasan Malapetaka Tinjauan Sosiokultural Masyarakat Jawa”. Jurnal Makara: Sosial Humaniora, Vol.6 No.1.

Endraswara, S. (2013). Aspek Budi Luhur dan Memayu Hayuning Bawana dalam Sastra Mistik Penghayat Kepercayaan Kaitannya dengan Pendididkan Karakter. Yogyakarta.

Jong, de. (1985). Salah Satu Sikap Hidup Orang Jawa. Yogyakarta: Kanisius.

Koentjaraningrat. (1984). Kebudayaan Jawa. Jakarta: Balai Pustaka.

Kresna, Ardian. (2012). Punakawan Simbol Kerendahan Hati Orang Jawa. Yogyakarta: Narasi.

Mahdiyah, Nada Qonita. (2018). “Laku dan Pengetahuan Spiritual Ki Ageng Pandhanaran dalam Lakon Wedhare Sadat Tembayat”. Jurnal Kawruh, Volume 1, Nomor 2.

Mulyono, S. (1979). Wayang dan Karakter Manusia. Jakarta: PT Indayu Press.

Murtono, Soemarsaid. (2017). Negara dan Kekuasaan di Jawa Abad XVI-XIX . Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Noviyanti, E. (2005). Citra Tokoh Wanita dalam Novel Ms. B: "Panggil Aku B" Karya Fira Basuki. Purworejo: Skripsi Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Pradipta, Budya. (2004). Memayu Hayuning Bawana: tanda awal Indonesia menjadi pusat, obor, dan pemimpin dunia. Jakarta: Titian Kencana Mandiri.

Purwadi. (2014). Mengkaji Nilai Luhur Tokoh Semar. Yogyakarta: Kanwa Publisher.

Rassers, W. H. (1959). Panji, the culture hero: a structural study of religion in Java. Netherlands: The Hague-Martinus Mijhoff.

Riyanto, Armada. (2006). “Lolos Dari Terkaman Batara Kala: Elaborasi Filosofis Mitos Batara Kala dalam Ruwatan Jawa”. Jurnal Studia Philosophica et Theologica, Vol. 6, No. 1.

Rusdy, Sri T. (2015). Semiotika dan Filsafat Wayang: Analisis Kritis Pagelaran Wayang. Jakarta: Yayasan Kertagama.

Saputra, Karsono H. (2015). “Citraan Perempuan Dalam Serat Panji Angreni”. Jurnal Jumantara Vol.6 No.1.

Satoto, Sudiro. (2016). Analisis Drama dan Teater. Yogyakarta: Ombak.

Setiawan, E. (2021, Maret 1). Retrieved from KBBI: kbbi.web.id

Setyawan, Danu Adi. (2018). Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Lakon Wayang Serat Dewa Ruci. Yogyakarta: Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Setyoningrum, I. (2018). Transformasi Etika Cerita Panji dalam Masyarakat Jawa dan Pemanfaatannya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia. https://docplayer.info/168503174-Transformasi-etika-cerita-panji-dalam-masyarakat-jawa-dan-pemanfaatannya-sebagai-bahan-ajar-bahasa-indonesia.html

Soemantri, Gumilar Rusliwa. (2005). “Memahami Metode Kualitatif”. Jurnal Makara Volume 9 No 2. 57-65.

Soesilo. (2000). Sekilas Tentang Ajaran Kejawen. Jakarta: CV Medayung.

Solichin. (2011). Falsafah Wayang. Jakarta: Sena Wangi.

_____. (2017). Ensiklopedi Wayang Indonesia. Bandung: Mitra Sarana Edukasi.

Subalidinata, R. S. (1985). Majalah Warta Wayang Gatra No.6. Jakarta: Sena Wangi.

Sudjarwo, H.S. dkk (2010). Rupa dan Karakter Wayang Purwa. Jakarta: Kaki Langit Kencana.

Sudjiman, P. (1988). Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Sugono, Dendy. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Suseno, Franz Magnis. (1984). Etika Jawa: Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: PT. Gramedia.

Teeuw, A. (2013). Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Wahyuningtyas, S., & Santosa, W. H. (2011). Sastra: Teori dan Implementasi . Surakarta: Yuma Pustaka.

Wellek, R., & Warren, A. (1990). Teori Kesusastraan (diindonesiakan oleh Melani Budianta). Jakarta: Gramedia.

Zulmaizarna, E. (2009). Akhlak Mulia Bagi Para Pemimpin. Bandung: Pustaka Al-Firiis.

Unduhan

File Tambahan

Diterbitkan

2021-10-31

Cara Mengutip

Oktaviani, K., & Darmoko, D. (2021). Memayu Hayuning Bawana dalam Lakon Canus Dakwa Karya Ki Ditya Aditya. Kawruh: Journal of Language Education, Literature, and Local Culture, 3(2), 54–70. https://doi.org/10.32585/kawruh.v3i2.1917

Terbitan

Bagian

Artikel