Makna Simbolik Sesajen Sedulur Papat Lima Pancer Ing Dhusun Kedungwungkal Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan (Studi Kasus Keluarga Cipto Tukiman-Gami)

Penulis

  • Anidya Indah Kusuma Pratiwi Priyanto PBSD, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
  • Nurpeni Priyatiningsih Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo
  • R. Adi Deswijaya Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

DOI:

https://doi.org/10.32585/kawruh.v2i2.1509

Kata Kunci:

Upacara tradisi, sedulur papat lima pancer, sesajen

Abstrak

Penelitian ini berlatar belakang kebudayaan tradisional khususnya upacara tradisi. Dalam penelitian ini membahas tentang upacara tradisi Sedulur Papat Lima Pancer di Dusun Kedungwungkal Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan yang dilaksanakan ketika seorang anak sudah dianggap dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan arti sedulur papat lima pancer, prosesi upacara tradisi, dan makna simbolik sesajen dalam upacara tradisi sedulur papat lima pancer.Penelitian makna simbolik sesajen sedulur papat lima pancer di Dusun Kedungwungkal Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan ini mengkaji tentang hakikat simbol, kebudayaan, upacara tradisi, sedulur papat lima pancer dan menjelaskan prosesi tradisi serta makna yang terkandung dalam sesajen dalam tradisi sedulur papat lima pancer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upacara tradisi sedulur papat lima pancer, prosesi dan sesaji mengandung filosofi kehidupan manusia yang disimbolkan melalui berbagai jenang yang mengandung arti bahwa manusia memiliki empat saudara yang mendampinginya sejak lahir. Upacara tradisi ini juga merupakan wujud syukur karena anak telah dewasa sekaligus meminta perlindungan kepada Tuhan agar anak selamat tanpa aral melintang dan dipermudah segala urusan kehidupannya.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Biografi Penulis

Nurpeni Priyatiningsih, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, FKIP, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

R. Adi Deswijaya, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, FKIP, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Referensi

Herusatoto, Budiono. (2012). Mitologi Jawa. Depok : ONCOR Semesta Ilmu.

Imam Baehaqie. (2014). Jenang Mancawarna Sebagai Simbol Multikulturalisme Masyarakat Jawa. Jurnal Komunitas. 6(1) : 184.

Moleong, Lexy J. (1996). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Wibowo, Agus dan Gunawan. (2015). Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Unduhan

Diterbitkan

2020-10-31

Cara Mengutip

Pratiwi Priyanto, A. I. K., Priyatiningsih, N., & Deswijaya, R. A. (2020). Makna Simbolik Sesajen Sedulur Papat Lima Pancer Ing Dhusun Kedungwungkal Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan (Studi Kasus Keluarga Cipto Tukiman-Gami). Kawruh: Journal of Language Education, Literature, and Local Culture, 2(2), 139–144. https://doi.org/10.32585/kawruh.v2i2.1509

Terbitan

Bagian

Artikel