IMPLEMENTASI PRINSIP EKOWISATA DI DESA WISATA (Studi Kasus Desa Ekowisata Burai)
DOI:
https://doi.org/10.32585/kawruh.v5i2.2973Kata Kunci:
Desa Wisata, Ekowisata, Pariwisata BerkelanjutanAbstrak
Desa wisata merupakan salah satu bentuk destinasi wisata yang diminati di era saat ini. Banyak desa wisata di Indonesia yang mengusung berbagai konsep pengembangan, salah satunya ialah konsep ekowisata. Namun, tak jarang desa wisata yang melabel dirinya sebagai destinasi ekowisata hanya sekedar latah dan mengikuti tren. Oleh sebab itu, penting adanya identifikasi prinsip ekowisata yang diimplementasikan di suatu destinasi pariwisatadalam suatu penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekaan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara langsung dan menggunakan platform media online, observasi, dan dokumentasi. Identifikasi implementasi prinsip ekowisata di Desa Burai dilakukan dengan tiga tahapan yakni mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa ini telah banyak menerapkan poin-poin dari ekowisata, namun ada point yangbelum dipenuhi yakni kegiatan konservasi alam secara langsung yang dapat dilakukan oleh wisatawan. Padalah, kegiatan konservasi alam dalam konsep ekowisata sangatlah penting.Unduhan
Referensi
Al-Issa, Ali. (2005). “The Role of English Language Culture in the Omani Language Education System Andronicus, F.
Yulianda, A. Fahrudin. (2016). Kajian Keberlanjutan Pengelolaan Ekowisata Berbasis Daerah Perlindungan Laut (DPL) di Pesisir Desa Bahoi, Minahasa Utara, Sulawesi Utara. JEMIS. 4(1), pp 1-10.
Anonim. (1995). Piagam Pariwisata Berkelanjutan. Jakarta: Kementrian Pariwisata.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Palembang. (2021). Curah Hujan Desa Burai. https://www.bmkg.go.id/cuaca/prakiraancuaca.bmkg?Kota=Indralaya&AreaID=501559&Prov=33 diakses pada 3 April 2021
Fennel, D.A. (1999). Ecotourism : An Introduction.. Routlege, London and New York.
Haerani, H.G. (2012). Pengembangan Kawasan Ekowisata di Pulau Maitara Kota Tidore Kepulauan. Jurnal Plano Madani. 1(1), pp 39-46.
Muliya, U., W. Mononimbar, V. Lamahendu. (2016). Kajian Pengembangan Ekowisata Bahari Berbasis Pengelolaan DPL Desa Bahoi di Likupang Barat. Jurnal Spasial. 3(1), pp 75-84.
Murdiastuti, A., H. Rohman, Suji. (2014). Kebijakan Pengem- bangan Pariwisata Berbasis Democratic Governance. Pustaka Radja, Surabaya.
Latupapua,Y. (2007). Studi Potensi Kawasan dan Pengembangan Ekowisata di Tual Kabupaten Maluku Tenggara.Jurnal Agroforestri Volume II Nomor 1.
Nugraha, B., I.S. Banuwa, S. Widagdo. (2015). Perencanaan Lanskap Ekowisata Hutan Mangrove di Pantai Sari Ringgung Desa Sidodadi Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawa- ran. Jurnal Sylva Lestari. 3(2), pp 53-66.
Palma, A.S.M., A. Achmad, M. Dasir. (2012). Model Kolaborasi Pengelolaan Taman Nasional Wasur. E-Journal Program Pas- casarjana UNHAS. 12(1).
Priono, Y. (2012). Pengembangan Kawasan Ekowisata Bukit Tangkiling Berbasis Masyarakat. Jurnal Perspektif Arsitektur. 7(1), pp. 51-67.
Rusiawan, W. (2021). Pariwisata Indonesia Pasca Pandemi,Pemulihan Pasar dan Kerjasama dengan kawasan Amerika: Perlunya Konsolidasi Nasional . Jakarta: Universitas Indonesia
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Penerbit CV. Alfabeta.
Sumaraw, C.A., L. Tondobala, V. Lahamendu. (2016). Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Ekowisata di Sekitar Danau Tondano. Jurnal Spasial. 3(1), pp 95-105.
Sunaryo, B. (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan
Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
TIES. (1990). The International Ecotourism Society. Regional Prepatory Conference For The World Ecotourism Summit. Belize.
Universitas Widya Mataram Yogyakarta. (2022).Pariwisata Indonesia Pasca Covid dan Strategi New Normal
http://new.widyamataram.ac.id/content/news/pariwisata-indonesia-pasca-covid-19-dan-strategi-new-normal#.Y1qDi_1BzDd diakses pada 19 oktober 2022: An Ideological Perspective.” Language, Culture and Curriculum 18 (3): 258–70. doi.org/10.1080/07908310508668746.
Aliyah, Istijabatul. (2016). “The Roles of Traditional Markets as the Main Component of Javanese Culture Urban Space (Case Study: The City of Surakarta, Indonesia).” IAFOR Journal of Sustainability, Energy & the Environment 3 (1). doi.org/10.22492/ijsee.3.1.06.
Tsuchiya, Kenji. (2018). “Javanology and the Age of Ranggawarsita: An Introduction to Nineteenth-Century Javanese Culture.” In Reading Southeast Asia, edited by Takashi Shiraishi, 75–108. Ithaca, NY: Cornell University Press. doi.org/10.7591/9781501718922-005.
Widodo, Sahid Teguh. (2020). “Norms and Teachings in the Art of Lovemaking of Kings in Ancient Javanese Manuscripts.” Rupkatha Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities 12 (1). doi.org/10.21659/rupkatha.v12n1.30.
Wijaya, Deni Adi, Djono Djono, and Suryo Ediyono. (2018). “Local Knowledge in Joglo Majapahit: Analysis of Local Wisdom Models Gemah Ripah Loh Jinawi in Rural Java.” International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding 5 (3): 113. doi.org/10.18415/ijmmu.v5i3.235.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Debby Fifiyanti, Agnes Caesarika Githanto Putri
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with the Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal the right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License (CC BY-SA 4.0) that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work.