FERMENTASI JERAMI PADI MENGGUNAKAN Trichoderma AA1 DAN PENGARUHNYA TERHADAP SUHU, pH DAN NILAI KECERNAAN IN VITRO
DOI:
https://doi.org/10.32585/ags.v5i2.2025Keywords:
Jerami padi, Trichoderma AA1, Kecernaan in vitroAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi jerami padi menggunakan Trichoderma AA1 terhadap suhu, pH dan nilai kecernaan jerami padi fermentasi Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola searah dengan macam perlakuan berupa lama fermentasi yang terdiri dari 0, 7, 14 dan 21 hari. Masing-masing macam perlakuan diulang 4 kali. Larutan Trichoderma AA1 disiapkan dengan menginkubasikan 2 g inokulum Trichoderma AA1 dalam 200 ml larutan yang mengandung 2 g molases pada rotary shaker selama 24 jam. Medium disiapkan dengan mencampurkan 1 kg jerami kering cacah dengan 30 g dedak halus, 20 g (NH4)2SO4 dan aquades hingga kadar air menjadi 65%. Fermentasi dilakukan dengan cara mencampurkan larutan Trichoderma AA1 dan medium. Materi fermentasi dimasukkan ke dalam bioreaktor aerob dan selanjutnya diinkubasian selama waktu 21 hari. Pengukuran suhu dan pH sekaligus pengambilan sampel jerami padi fermentasi dilakukan pada hari ke-0, 7, 14 dan 21. Sampel dikeringkan dengan suhu 70oC selama 12 jam. Pengukuran kecernaan in vitro menggunakan metode gas-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama fermentasi berpengaruh sangat nyata (P?0,01) terhadap peningkatan suhu dan pH fermentasi. Suhu dan pH tertinggi terjadi pada fermentasi 7 hari. Dari variabel kecernaan in vitro bahan kering (KcBK) dan bahan organik (KcBO) menunjukkan nilai yang tidak nyata (P>0,05) berbeda. Penelitian disimpulkan bahwa waktu terbaik fermentasi jerami padi menggunakan Trichoderma AA1 adalah 7 hari, namun belum berpengaruh signifikan terhadap nilai KcBK dan KcBO.
Downloads
References
Aggorodi, R. 1994. Ilmu makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Pistaka Utama. Jakarta.
BPS. 2011. Badan Pusat Statistik. http://www.bps.go.id/Brs/view/id/992.
Hetland, H., M. Choct and B.Svihus. 2004. Role of insoluble non-starch polysaccharides in poultry nutrition. World’s Poultry Sci Journal, 60:415-422.
Gani. R.K. 2013. Kecernaan in vitro bahan kering dan bahan organik jerami jaggung (Zea mays) yang di inokulasi dengan Trichoderma sp. pada lama inkubasi yang berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan, Universitas Hasanudin Makasar. Makasar.
Gianfreda, L. and M.A. Rao. 2004. Potential of extra cellular enzymes in remediation of polluted soils: a review. Enzyme Microb Tech, 35: 339-354.
Li, W.F., J.Y. Sun and Z.R. Xu. 2004. Effects of NSP degrading enzyme on in vitro digestion of barley. Asian-Aust. J. Anim. Sci., 17: 122-126.
McDonald, P., R.A. Edwards, J.F.D. Greenhalgh and C.A. Morgan. 2002. Animal Nutrition. 6th ed. Pearson Education Ltd. Essex.
Mulyono, A.M.W. 2008a. Mutan Jamur selulitik Trichoderma sp. untuk meningkatkan kualitas onggok sebagai bahan pakan ayam broiler. Disertasi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Mulyono A.M.W.2008b. Biokonversi selulosa menjadi sumber energi mikrobia. Widyatama, 17: 1-8.
Mulyono A.M.W.2010. Sakarifikasi jerami padi menggunakan mutan Trichoderma AA1 dan potensi nutritif limbah yang di hasilkan untuk pakan ternak. Widyatama, 19 (2 ): 28-35.
Mulyono, A.M.W. 2011. Rancangan Percobaan. Kepel Press. Yogyakarta.
Mulyono A.M.W., M.N Cahyanto, Sardjono, Zuprizal dan Z. Bachruddin. 2007. Mutasi Trichoderma sp. untuk meningkatkan sekresi selulase. Media Kedokteran Hewan, 22: 68-73.
Mulyono, A.M.W., Z. Bachruddin, Zuprizal dan M.N. Cahyanto. 2009a. Nilai nutritif onggok-terfermentasi mutan Trichoderma AA1 pada ayam broiler. Media Kedokteran Hewan, 24: 165-170.
Mulyono, A.M.W., M.N. Cahyanto, Zuprizal dan Z. Bachruddin. 2009b. Fermentasi onggok menggunakan mutan Trichoderma untuk produksi selulase. Agritech, 29: 53-58.
Supriyati, T. Haryanti, I-G.M. Budiarsana dan I-K. Sutama. 2010. Fermentasi jerami padi menggunakan Trichoderma viridae. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010. Bogor. pp: 135-143.
Suryapratama. W dan F.M. Suhartati. 2012. Fermentasi jerami padi menggunakan white rot fungi dan suplementasi Saccharomyces cerevisiae pengaruhnya terhadap kecernaan nutrien secara in vitro. Agripet, 12(2): 1-6.